Asif Akbar
Hasil
Riset Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan jumlah kegemukan pada anak
balita nasional mencapai 14 persen. "Sudah mengkhawatirkan, tapi
ancamannya belum banyak disadari masyarakat," kata Menteri Kesehatan,
Endang Rahayu Sedyaningsih, Rabu (20/4).
Menurut menteri, dampak kegemukan tidak sekadar mengganggu
estetika penampilan, tetapi menjadi pemicu faktor risiko berbagai
penyakit tidak menular, baik degeneratif maupun kardiovaskuler.
Jumlah balita kegemukan paling banyak terjadi di DKI Jakarta
dengan jumlah 19,2 persen. Berdasarkan tingkat pendapatan, jumlah
balita kegemukan pada masyarakat berpendapatan tinggi mencapai 14,9
persen. Sementara pada masyarakat berpendapatan rendah, jumlah itu
mencapai 12,4 persen.
Endang mengatakan bahwa ada beberapa upaya pencegahan yang
dapat dilakukan oleh orang tua. "Atur asupan gizi sejak dini, selain
peningkatan aktivitas fisik dan modifikasi pola hidup," katanya. "Yang
dibutuhkan anak-anak adalah bergerak, bergerak, dan bergerak," tambah
Endang.
Menteri juga menegaskan kalau anak-anak merupakan aset
bangsa yang harus diperhatikan. "Ini bagian untuk mempersiapkan
generasi berikutnya," ujarnya. (Bramirus Mikail)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar